Skip to main content

Aplikasi Konversi Nilai #2

Kemaren pas ketemu temen ngajar, dapat sapaan hangat..
"Haloo mas broo.. trims ya konverternya.. bisa cepet untuk bikin nilai.. hehe..."

Konverter? Bikin nilai?
Ternyata beliaunya habis ngopi aplikasi konversi nilai-ku yang entah dari mana didapatnya..

Aku jadi ingat dulu sempat bikin n sharing aplikasi konversi nilai di blog ini.
Sebenarnya aplikasi ini sering saya gunakan untuk membantu menyusun nilai-nilai agar lebih "pas", dalam rentetan nilai acak. Eh, ga nyangka ada yang suka.
Tapi sebaiknya jangan digunakan untuk pembangkit nilai untuk siswa ya. Besok saja siapa tau saya bisa menyelesaikan program generator nilai untuk siswa.. hehe..

Betewe terimakasih banget untuk yang sudah menyalin, yang memberi masukan, usul dan keripik-keripik pedasnya. :)



Berikut saya cuma mau sharing ulang lagi aplikasi sepaham yang lebih sederhana. Sekaligus menjawab pertanyaan teman2 yang sudah berkunjung ke sini.. Terimakasih ya sudah mampir.

Aplikasi ini masih tetap memanfaatkan MsExcel, hanya sengaja saya sederhanakan tampilan dan masukan datanya biar ga terlalu lebay.

Silahkan download di sini

Otomatisasi hanya ada pada perhitungan konversi, sementara anda harus meng-input-kan :
1. Nilai Asli terendah dan tertinggi
2. Batas atas dan bawah nilai konversi yang diinginkan.
Selamat mencoba.

Comments

Popular posts from this blog

Dear bibeh...

Dear bibeh, Mungkin aneh ya, menulis surat beginian di weblog. Tapi itu lebih asik daripada mengirimkannya lewat sms. Dikau tau kan sms itu aslinya untuk apa? sejarahnya dulu SMS itu kependekan dari short message service atawa layanan pesan pendek. Teknologi untuk bertukar pesan singkat, tapi sekarang orang2 pada ga paham maksud munculnya teknologi sms, taunya kirim pesan, perkara pendek lah panjang lah yang penting pesan.. itulah kenapa aku (sebelumnya) ga pernah jarang nulis pesan panjang di sms. Nyalahi sejarah. Hadeeh malah nyasar ne.. Beibs.. masih ingat banget kan? Pas jam segini, pas dua tahun lalu. Pas sebelumnya aku terbangun dengan perasaan campur aduk seperti sop buah. Hmmm.. yah mau kutulis apalagi ya karena memang demikian. Campur aduk itu mungkin lebih tepatnya karena pagi itu begitu grogi. Yah, bagaimana tidak grogi. Jam 10 tepat nanti aku harus berucap janji di hadapan alam raya dan segala isinya untuk setia padamu. It's about love and you Hmmm.. hehehe..

Aku, Bapak dan Nyepi

Tahun ini Nyepi pertama tanpa hadirnya sosok bapak. Sosok yang selalu mengingatkanku akan keberanian, kecepatan dan kesempurnaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Aku mungkin satu-satunya anak di bumi yang tak pernah sekalipun merasakan amarah seorang ayah. Bukan karena aku baik, bukan karena aku penurut. Masa kecilku hingga saat ini tak pernah berubah. Aku ini pemberontak, pembangkang, pemalas, lamban, suka menentang, dan parahnya aku menikmati itu semua. Mungkin karena itu, bapak dahulu lebih suka menasehatiku dengan perilaku. Saat aku tak bisa bangun pagi, bapak sudah duduk di teras, membaca kedaulatan rakyat, ditemani segelas teh panas dan beberapa potong ubi rebus. Kadangkala bapak sengaja memanggilku keras, "Yud.. sekolahmu masuk koran nih.. eh.. nanti sore PSS tanding yaa.. ?!" Anaknya yang tak tau malu ini biasanya langsung meloncat, cuci muka sekedarnya dan langsung ikutan menyikat koran dan ubi rebus yang tinggal satu.

Taman Lampion di Monjali

Akhirnya, setelah beberapa kali hanya sekedar lewat, kemaren sabtu di malam hari (baca: malam minggu) bisa menyempatkan diri juga ke tempat wisata unik. Jogja memang ngetop kalau masalah unik. Apa saja bisa jadi tempat wisata. Dan selalu saja ada ide kreatif untuk membangun tempat menjadi lahan wisata. Kali ini target tujuan kami adalah Monumen Jogja Kembali. Ke Monjali? Di Malam Hari? yang bener saja...? Iya, bener.. ini buktinya.. :) Monumen Jogja Kembali (di Jogja dipanggil Monjali) memang biasanya tidak dibuka sampai malam. Kalau kenapanya, ya mungkin anda harus menonton Night at The Museum dulu.. hehe..