Skip to main content

Taman Lampion di Monjali

Akhirnya, setelah beberapa kali hanya sekedar lewat, kemaren sabtu di malam hari (baca: malam minggu) bisa menyempatkan diri juga ke tempat wisata unik. Jogja memang ngetop kalau masalah unik. Apa saja bisa jadi tempat wisata. Dan selalu saja ada ide kreatif untuk membangun tempat menjadi lahan wisata. Kali ini target tujuan kami adalah Monumen Jogja Kembali.

Ke Monjali? Di Malam Hari? yang bener saja...?

Iya, bener.. ini buktinya.. :)


Monumen Jogja Kembali (di Jogja dipanggil Monjali) memang biasanya tidak dibuka sampai malam. Kalau kenapanya, ya mungkin anda harus menonton Night at The Museum dulu.. hehe..



Nah, kira2 mulai bulan Desember 2011 kemarin, mulai pukul 17.00 sampai 23.00 ada sesuatu yang baru di Monjali. Dan sekarang dengan bekal Rp. 15.000 per makhluk dewasa (katanya selain weekend tiket dihargai Rp. 10.000) kita telah bisa masuk ke lokasi taman Monjali yang beberapa saat lalu di tampilkan dengan nuansa lain.



Terdapat beberapa lampu hias dan lampion yang berbentuk dan tetata menarik bagi pengunjung. Mereka itu dihadirkan dalam bentuk yang beragam: floara, fauna, tokoh2 kartun atau replika unik lainnya.



Ada Taman Lampion di Monjali.



Disamping lampu2 hias, wahana2 permainan juga banyak ditawarkan seperti sepeda hias, becak mini, bola air, perahu dayung, kereta safari, boom2 car, trampolin dan wahana lain yang hampir kesemuanya dihiasi dengan lampu. Dan kesemuanya juga harus bayar lagi sekitar 10 - 20rb rupiah.. hehe.. hiks..


Yaah, kalau menuruti semua bisa gagal rencana nabung untuk masa depan. Tapi dengan modal 30rb aja untuk berdua sudah bisa masuk, menikmati hiasan2 lampu yang menarik, foto sana-foto sini dan atau duduk2 di tempat yang nyaman dengan bebas. Atau setidak2nya sambil ngemil jagung bakar dan menikmati wedang ronde.















Cukuplah saat untuk menikmati malam minggu ini berdua, cukuplah waktu untuk menyaksikan bintang-bintang kami yang nampak di langit monjali. ^^

Comments

Popular posts from this blog

Dear bibeh...

Dear bibeh, Mungkin aneh ya, menulis surat beginian di weblog. Tapi itu lebih asik daripada mengirimkannya lewat sms. Dikau tau kan sms itu aslinya untuk apa? sejarahnya dulu SMS itu kependekan dari short message service atawa layanan pesan pendek. Teknologi untuk bertukar pesan singkat, tapi sekarang orang2 pada ga paham maksud munculnya teknologi sms, taunya kirim pesan, perkara pendek lah panjang lah yang penting pesan.. itulah kenapa aku (sebelumnya) ga pernah jarang nulis pesan panjang di sms. Nyalahi sejarah. Hadeeh malah nyasar ne.. Beibs.. masih ingat banget kan? Pas jam segini, pas dua tahun lalu. Pas sebelumnya aku terbangun dengan perasaan campur aduk seperti sop buah. Hmmm.. yah mau kutulis apalagi ya karena memang demikian. Campur aduk itu mungkin lebih tepatnya karena pagi itu begitu grogi. Yah, bagaimana tidak grogi. Jam 10 tepat nanti aku harus berucap janji di hadapan alam raya dan segala isinya untuk setia padamu. It's about love and you Hmmm.. hehehe..

Aku, Bapak dan Nyepi

Tahun ini Nyepi pertama tanpa hadirnya sosok bapak. Sosok yang selalu mengingatkanku akan keberanian, kecepatan dan kesempurnaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Aku mungkin satu-satunya anak di bumi yang tak pernah sekalipun merasakan amarah seorang ayah. Bukan karena aku baik, bukan karena aku penurut. Masa kecilku hingga saat ini tak pernah berubah. Aku ini pemberontak, pembangkang, pemalas, lamban, suka menentang, dan parahnya aku menikmati itu semua. Mungkin karena itu, bapak dahulu lebih suka menasehatiku dengan perilaku. Saat aku tak bisa bangun pagi, bapak sudah duduk di teras, membaca kedaulatan rakyat, ditemani segelas teh panas dan beberapa potong ubi rebus. Kadangkala bapak sengaja memanggilku keras, "Yud.. sekolahmu masuk koran nih.. eh.. nanti sore PSS tanding yaa.. ?!" Anaknya yang tak tau malu ini biasanya langsung meloncat, cuci muka sekedarnya dan langsung ikutan menyikat koran dan ubi rebus yang tinggal satu.